Malausma (Humas). Bad news is good news. Merupakan sebuah ungkapan yang mengandung makna bahwa berita buruk adalah berita yang baik. Ungkapan tersebut sangat familiar bagi kalangan pers media. Utamanya media komersil yang independen. Media yang tidak terikat atau milik dinas atau lembaga tertentu. 

Berita yang buruk biasanya akan membuat rating pembacanya tinggi. Sehingga membuat konsumen pembaca memiliki minat yang tinggi untuk membacanya. Dalam kata lain berita buruk akan cepat viral di masyarakat.

Sebaliknya, kalau berita yang baik akan dianggap biasa dan lumrah. Tidak menarik bagi pembaca. Sehingga kalah tinggi ratingnya dibanding berita yang buruk, berita yang aneh, atau berita yang janggal.

Ungkapan tersebut diatas disanggah oleh Agus Susanto, S.Ag. Kepala KUA Kecamatan Malausma.

“Membuat berita itu tidak sulit, mudah sekali. Memang ada adagium bad news is good news tetapi itu adagium yang sudah usang”, kata Agus di saat memimpin briefing bersama pegawai KUA Malausma usai melakukan kegiatan Jum’at bersih, pada Jumat (2/8/2024) di Balai Nikah dan Manasik Haji KUA Malausma Kabupaten Majalengka.

Lebih lanjut Agus menjelaskan bahwa membuat berita itu sangat penting sebagai laporan pelaksanaan tugas, selain untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas publikasi kegiatan dan program di lingkungan Kemenag Kab. Majalengka.

“Berita itu dapat diangkat dari hal-hal kecil saat kita melaksanakan tugas” jelasnya.

Selain itu, Agus juga menjelaskan bahwa satu mental blok dalam menulis berita yang menjadi “momok” selama ini. Menurutnya ada ungkapan yang sudah begitu familiar yakni bila anjing menggigit manusia itu bukan berita. Tetapi bila manusia menggigit anjing, itu baru berita.

“Mental blok ini membuat kita merasa sulit untuk menulis berita. Padahal, tingkat ketertarikan orang yang membaca berita berbeda-beda. Bisa jadi berita yang menurut kita bagus, tidak menarik bagi yang lain. Bisa jadi pula berita yang menurut kita sampah justru mendapat perhatian lebih bagi yang lain”, pungkas Agus.