Majalengka (Humas) "Siapapun akan mengatakan bahwa Nahdlatul Ulama adalah penguasa sejarah di negeri ini. Dari mulai pra kemerdekaan, masa perjuangan memerdekakan negeri ini dan tentu yang kita harapkan pada masa kemerdekaan sekarang ini. NU telah teruji kekuatannya, NU telah teruji karyanya, karya utamanya adalah pesantren-pesantren, majelis ta’lim yang telah melahirkan kandidat-kandidat kiai."

Demikian hal tersebut disampaikan Bupati Majalengka Dr. H. Karna Sobahi, M.MPd. pada pembukaan kegiatan peringatan Harlah Satu Abad Nahdlatul Ulama Tingkat Kabupaten Majalengka yang mengambil tempat di Alun-Alun Talaga, Sabtu (11/3/2023). Hadir membersamai Kepala Kantor Kementerian Agama Majalengka , Forkopimda, Jajaran Camat, Ketua MUI, Tokoh Ulama dan Tamu Undangan lainnya. 

Selanjutnya Karna menyampaikan bahwa ketika melakukan kunjungan ke desa desa ia merasa prihatin dengan keadaan minimnya regenerasi Kiai. "Bisa jadi setiap menit lahir sarjana, tapi tidak berarti satu tahun lahir kiai." Tuturnya prihatin. 

"Apa artinya? Begitu sulitnya melahirkan kiai. Sementara kita meyakini kiai itu adalah warasatul anbiya (pewarisnya para nabi). Kiai itu adalah 'paseuknya' alam dunia. Obornya umat yang menjadikan terang benderangnya umat adalah karena karya-karya besar kiai. Dan terbesar kiai lahir dari rahim dan kandungan Nahdlatul Ulama." Jelas Karna. 

Pada tahun 2020 Pemerintah Daerah Kabupaten Majalengka telah memperjuangkan lahirnya Perda Pesantren sebagai usulan ke Pemerintah Pusat. Usulan tersebut terkendala dikarenakan pesantren merupakan ranah Kementerian Agama dan Kementerian Agama tidak termasuk yang diotonomidaerahkan,  maka Pemerintah Daerah tidak bisa serta merta melahirkan Perda tersebut. Namun berkat perjuangan Bupati beserta DPRD Kab. Majalengka dan juga bagian Hukum setelah berembug dengan pihak Kemendagri, akhirnya disepakati lahirlah Perda Fasilitasi Pesantren di Kabupaten Majalengka. 

"Oleh karena itu, saya (Bupati) akan menindaklanjuti dengan adanya Perda Fasilitasi Pesantren, karena ini sebagai konsekuensi politik, maka InsyaAllah tahun ini (2023) 80 pesantren akan kami beri hibah setiap pesantren 100 juta rupiah. Yang akan diberikan InsyaAllah pada bulan September nanti. Akan saya haturi 80 pesantren termasuk akan saya susulkan untuk PCNU tanah yang ada di Cigasong akan saya berikan 150 juta. Catat itu, mumpung ada alim ulama, kalau nanti lupa Bupati bisa dosa itu.  Segera diajukan proposalnya." Janji Karna dihadapan warga Nahdliyin peserta Harlah Satu Abad NU. 

Selain hal tersebut, Bupati Majalengka yang ke-23 tersebut mengingatkan kembali kepada warga Nahdliyin untuk terus meningkatkan pemahaman tentang prinsip-prinsip dasar NU. Dikarenakan masih banyak diantara warga Nahdliyin yang masih meragukan kekuatan dan kebesaran NU. 

Terkait dengan komitmen Pemerintah Daerah dalam upaya memberikan apresiasi penghargaan terhadap tokoh-tokoh besar Nahdlatul Ulama, maka Pemerintah Kabupaten Majalengka bersama Dinas Sosial sedang mengajukan tokoh NU dari Kecamatan Leuwimunding yaitu Bapak KH. Abdul Halim. Sebagaimana KH. Abdul Halim dari PUI Asromo yang juga sudah menjadi pahlawan nasional .

"Kami sedang mengajukan, mengusulkan pahlawan nasional untuk KH Abdul Halim tokoh yang ada di Kecamatan Leuwimunding untuk menjadi pahlawan Nasional. Sehingga diharapkan tahun 2023 akan lahir pahlawan nasional dari Nahdlatul Ulama yaitu KH. Abdul Halim dari Leuwimunding. Ini penting sebagai apresiasi penghargaan kita kepada tokoh tokoh besar Nahdlatul Ulama yang telah berjasa meletakkan dasar tarbiyah dan dakwah dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada ummat." Tutur Karna. 

Terakhir Karna menyampaikan terima kasih atas kekompakan, kebersamaan, kegotongroyongan seluruh warga NU dan juga dengan banyaknya organisasi yang bergabung di luar NU sehingga terwujudnya acara Harlah dengan luar biasa. Semuanya hadir untuk sama-sama memeriahkan peringatan Harlah Satu Abad NU Tingkat Kabupaten Majalengka.