Jatiwangi (Humas) - Sebuah kolaborasi yang membanggakan antara MTsN 10 Majalengka dan Posyandu Terakota Jatiwangi- Majalengka telah menghadirkan nuansa kearifan lokal melalui pemasangan karya keramik seni tanah kebudayan khas Jatiwangi-Majalengka. Kegiatan ini merupakan bagian dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang bertujuan untuk menggali, mengembangkan, dan mengaplikasikan dimensi nilai-nilai kearifan lokal, gotong royong, dan kreatifitas di kalangan generasi muda khususnya pelajar. Untuk kemudian diharapkan dapat melestarikan nilai-nilai tersebut sebagai bagian dari nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila.

Pemasangan karya seni berlangsung sejak tanggal 8 hingga 11 Februari 2024, dan diharapkan akan diikuti dengan sebuah pameran dalam waktu dekat. Karya seni keramik yang dipasang ini merupakan hasil dari kerja sama antara peserta didik kelas 7 MTsN 10 Majalengka dan tim Posyandu Terakota Jatiwangi-Majalengka. Sebelumnya, pada semester ganjil 2022/2023, mereka telah menerima materi tentang kebudayaan tanah Jatiwangi dan ditindak-lanjuti dengan praktek pembuatan keramik, yang menjadi dasar bagi kreativitas mereka dalam merancang dan membuat karya seni keramik.

Salah satu siswa MTsN 10 Majalengka, M. Parhan, menyatakan kegembiraannya terhadap kegiatan ini. "Kegiatan ini sangat menyenangkan," ujarnya. "Selain mengetahui sejarah kebudayaan tanah Jatiwangi yang biasanya dibuat genteng, tapi ternyata bisa juga dibuat sebagai karya seni keramik atau terakota. Selain itu, mendapat pengetahuan baru tentang pengolahan tanah, mulai dari penyediaan bahan tanah hingga pembakaran." Siswa lain, bernama Jingga mengutarakan juga, bahwa ia sudah tidak sabar untuk melihat hasil karya dirinya dan teman-temannya yang akan dipamerkan dalam waktu dekat.

Kang Illa, sapaan akrab dari Illa Syukrillah Syarief (founding sekaligus owner Posyandu Terakota) mengungkapkan kebahagiannya atas kerja sama ini. "Saya senang dapat bekerja sama dengan MTsN 10 Majalengka dalam kegiatan P5 untuk memberikan wawasan kebudayaan tanah pada generasi sekarang. Sehingga, selain memiliki wawasan, juga dapat menimbulkan kepercayaan terhadap diri dan lingkungan daerahnya yang memiliki kebudayaan khas. Jadi ini bagus buat mereka anak-anak penerus bangsa, juga bagus untuk daerah dan kebudayaan khas kami. Sebab ada harapan bahwa kebudayaan khas ini akan tetap eksis meski dihantam arus globalisasi dan modernisasi.", katanya.

Ketua P5, Dede Arief Rohaedi, S.Pd., berharap bahwa kegiatan ini dapat memperkokoh kebersamaan untuk merasa memiliki dan kebanggaan terhadap budaya khas daerahnya serta meningkatkan apresiasi terhadap seni dan karya kreatif anak bangsa. "Semoga melalui kegiatan ini, kita dapat terus menggalakkan nilai kearifan lokal dan semakin memperkaya ragam budaya di Majalengka, dan tentu saja menjadi salah satu dari puncak-puncak khazanah budaya nasional di tengah pergaulan dan budaya global saat ini. ungkapnya.

Kegiatan P5 ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk memperkenalkan kekayaan budaya daerah dan menginspirasi generasi muda untuk mengembangkan sesuai tantangan