Majalengka (Humas). Alhamdulillah hari ini tanggal 17 Mei 2024 kita dapat mengikuti Upacara atau Apel Kesadaran Nasional Dimana mudah-mudahan Apel Kesadaran Nasional ini membawa dampak positif bagi kita tidak hanya sekedar kegiatan yang sifatnya rutinitas dilaksanakan setiap bulan.

Demikian hal tersebut disampaikan Plh. Kepala Kantor Dr. H. Heru Hoerudin, M.Ag. mengawali sambutannya pada Apel Kesadaran Nasional di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Majalengka, Jum’at (17/5/2024). Hadir mendampingi Kepala Seksi PHU H. Abu Mansyur, S.Ag., M.Pd.I. Kepala Seksi PD Pontren H. Ade Firmansyah, S.Sos. M.Pd.I. Penyelenggara Zakat Wakaf Dr. Ojun Rojun, M.Ag. dan Pengawas Madrasah. 

Selanjutnya Heru menyampaikan bahwa makna dari kesadaran nasional ini mengajarkan tiga hal. Makna pertama menurutnya adalah yang terkait dengan kesadaran historis.

“Kita yakin betul bahwa Republik ini tidak dalam keadaan yang baik seperti hari ini. Dimana seperti kita saksikan tidak melalui proses yang sifatnya instan atau ujug-ujug, tetapi ada proses panjang sejarah yang dilewati dari mulai masa-masa kebangkitan, persatuan kemudian perjuangan kemerdekaan sampai pada tahap mempertahankan kemerdekaan karena terancam direbut kembali oleh bangsa asing sampai hari ini masa-masa perjuangan mengisi kemerdekaan.” Jelas Heru.

Heru menambahkan bahwa dalam satu tahun itu ada hari-hari besar yang diperingati, yang semuanya itu membawa ke dalam sebuah suasana pemaknaan dari nilai history itu sendiri. Ada hari Kartini, Hari Pahlawan, kemudian ada juga Hari Santri ada juga Hari Kelahiran Pancasila, kemudian Hari Proklamasi, dan lain-lain.

“Nah kesadaran akan sejarah tentu akan dimaknai oleh kita sebagai orang yang mampu menghargai jasa para pendahulu dan memiliki satu tekad, bahwa kita adalah sebagai pelanjut, paling tidak memiliki semangat juang yang sama. Sebagaimana yang telah ditorehkan oleh para pejuang di masa lalu.” Tutur Heru.

Kemudian yang kedua, kesadaran nasional ini sendiri bisa dimaknai sebagai sebuah kesadaran dalam upaya melaksanakan norma-norma yang ada di lingkungan. Baik itu norma sosial, maupun norma agama.

“Jadi norma itu beda dengan nilai. Kalau nilai itu kadang-kadang sifatnya tidak mutlak, tapi norma itu sifatnya mutlak dan mengikat untuk komunitas tertentu. Misalkan ajaran agama Islam itu berisi norma-norma keagamaan yang mengikat bagi kita sebagai umatnya. Kemudian juga norma-norma budaya dan sosial di lingkungan kita mengikat bagi komunitas yang ada di lingkungan kita. Seorang warga negara yang hidup dalam lingkungan tertentu, dalam komunitas tertentu akan dikatakan baik ketika orang itu melaksanakan, memperhatikan norma-norma itu. Baik norma agama maupun norma sosial. Dan menurut saya itu adalah bagian dari kesadaran nasional.” Terang Heru.

Dan yang ketiga menurut  Bapak dua orang anak itu melanjutkan, bahwa yang tidak kalah pentingnya bagian dari memaknai kesadaran nasional adalah bagaimana seseorang sadar akan posisi dan eksistensinya dimana dia berada.

“Seperti kita sebagai karyawan Kementerian Agama ada tupoksi yang melekat pada diri kita. Sehingga ketika kemudian sebagai ASN baik itu PNS maupun PPPK melaksanakan apa yang digariskan oleh tupoksi, maka itu secara tidak langsung adalah bagian dari kesadaran nasional.” Ungkapnya.

Terakhir Heru yang juga sebagai Kasubag TU menyampaikan ucapan terima kasih kepada PHU yang telah sukses mengantarkan 432 jemaah pada kloter 04 KJT pada Selasa (14/5/2024). Untuk selanjutnya calon jemaah haji kloter 20 KJT asal Kabupaten Majalengka akan diterbangkan kembali pada di tanggal 30 Mei 2024.

“Semoga Jemaah haji asal Kabupaten Majalengka dilancarkan dalam proses pemberangkatan dan pemulangannya senantiasa diberi kesehatan selalu. Termasuk juga petugas saudara-saudara kita yang melaksanakan tanggungjawab di sana dalam melaksanakan amanat di sana.” Harap Heru.